Kamis, 14 Januari 2016

Dilema Sekolah Swasta

Kelangsungan hidup suatu sekolah baik negeri maupun swasta lebih bergantung kepada guru sebagai pelaksana edukasi di lapangan. Guru memegang peranan penting dalam menentukan kelangsungan hidup sekolahnya pada masa yang akan datang. Dalam hal ini, guru yang dimaksud adalah guru yang berkualitas. Karena hanya guru yang berkualitas yang dapat memberikan kontribusi sangat besar pada terwujudnya sekolah yang berkualitas. 

Guru yang berkualitas bukan hanya ditentukan latar belakang pendidikannya, tetapi proses dia menjadi guru sangat besar pengaruhnya pada pembentukan pribadi guru tersebut. Melalui pengalaman praktik belajar mengajar di dalam kelas, pembinaan, pelatihan, penataran pendidikan, dan kelompok kerja guru, guru dibentuk karakteristiknya untuk menjadi guru professional, yang memiliki kompetensi yang baik dalam bidangnya.

By design, pembentukan guru yang berkualitas membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang tidak sedikit jumlahnya. Karenanya momentum rekrutmen guru menjadi sangat penting, agar sekolah bisa mengetahui lebih dini hal-hal yang berkaitan dengan motivasi, latar belakang akademis, dan loyalitas calon guru terhadap sekolah serta tingkat kompetensi terhadap bidang studi yang akan diampunya.

Sayangnya, semua proses yang dilakukan sekolah untuk membentuk guru yang berkualitas menjadi sering kandas di tengah jalan ketika guru dihadapkan pada pilihan lain berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup dan karir profesinya sebagai guru. Momentum penerimaan CPNS, merupakan kondisi yang sangat dilematis bagi sekolah swasta antara mempertahankan guru atau memperbolehkan guru untuk mengikuti pendaftaran lowongan CPNS.

Dikatakan lematis, karena sekolah harus menanggung resiko ganda dalam waktu yang bersamaan. Di satu sisi, sekolah harus siap untuk kehilangan guru, mengangkat, dan membina guru baru untuk menggantikan posisi guru yang diterima sebagai PNS. Di sisi lain, sekolah juga harus bisa memberikan jaminan masa depan guru yang lebih baik atau minimal sesuai dengan tingkat kesejahteraan PNS ketika harus mempertahankan guru untuk tidak mengikuti pendaftaran CPNS.

Kondisi ini sangat berbeda jauh dengan kondisi di sekolah-sekolah negeri. Di sekolah-sekolah negeri ada-tidaknya pendaftaran CPNS tidak mempengaruhi kondisi sekolah, karena semuanya sudah diatur oleh dinas pendidikan terkait. Tetapi di sekolah-sekolah swasta, kondisi ini masih menjadi kendala kaitannya dalam meningkatkan kualitas sekolahnya. Bagaimana tidak, untuk membentuk guru yang berkualitas bukanlah merupakan sebuah kegiatan yang bersifat instant, tetapi membutuhkan proses dalam pembentukannya.

Kondisi dilematis sekolah swasta menjadi semakin bertambah, dengan disyahkannya RUU Guru dan Dosen oleh pemerintah pada rapat paripurna DPR RI tanggal 6 Desember 2005 lalu, yang salah satu point di dalamnya mengatur tentang peningkatan kesejahteraan guru. Hal ini juga yang menjadi daya tarik guru swasta untuk mendaftarkan dirinya menjadi PNS. Kecuali sekolah-sekolah swasta yang mampu, hal ini tentunya sangat membebani sekolah swasta yang tingkat kemampuannya biasa-biasa saja untuk melangsungkan keeksistensiannya dalam melayani pendidikan bagi generasi bangsa ke depan. 
Wallahu a’lam.

0 komentar:

Posting Komentar